ATLETIK
A.
ATLETIK
Atletik
adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olahraga yang lainnya.
Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi
kebiasaan kita sehari-hari seperti contohnya : Berjalan, berlari melompat dan
melempar. Gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan alami.
Melihat
dari hal diatas jadi sewajarnya apabila atletik menjadi induk dari semua cabang
olahraga, karena dicabang-cabang lain sudah mengandung unsur-unsur gerakan pada
atletik.
Kata
ini berasal dari bahasa Yunani “athlon”
yang berarti “kontes” Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada
olimpide pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di indonesia
adalah PASI (Persatuan Atletik seluruh Indonesia).
1.
LARI.
1. Lari jarak Pendek.
Lari
jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan.
Lari
jarak pendek terdiri dari lari 100 m, 200 m, 400 m, secara teknis sama, yang
membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak
yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga
yang harus dibutuhkan.
Gerakan
lari jarak pendek dibagi menjadi tiga tahap ialah : Start, gerakan lari cepat
(sprint), gerakan finis.
Start.
Dalam
perombaan lari, ada tiga cara start, ialah :
Ø
Start
berdiri (standing start)
Ø
Start
jongkok (crouhing start)
Ø
Start
melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estapet 4 x 100
m.
2. Lari Jarak Menengah.
Gerak
lari jarak menengah (800 m – 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari
jarak pendek terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak
ball hell ball, ialah menapakan pada
ujung kaki tumit dan menolak pada ujung
kaki. Start dilakukan dengan cara berdiri.
Yang
perlu diperhatikan pada lari jarak menengah :
o
Badan
harus selalu rilaks atau santai.
o
Lengan
diayun dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak pendek.
o
Badan
condong ke depan kira-kira 15o dari garis vertical.
o
Panjang
langkah tetap dan lebar tekanan pada ayunan paha ke depan, panjang langkah
harus sesuai dengan panjang tungkai. Angkat lutut cukup tinggi ( tidak setinggi
lari jarak pendek).
Penguasaan
pada kecepatan lari (pace) dan kondisi
fisik serta daya tahan tubuh yang baik.
Dalam
lari jarak menengah gerakan lari harus dilakukan dengan sewajarnya, kaki diayun
ke depan seenaknya, panjang langkah tidak terlalu dipaksakan kecuali menjelang
masuk garis finis.
3. Lari Jarak Jauh.
Lari
jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3000 m ke atas, 5000 m,
10.000 m, sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan di luar
stadion kecuali start dan finis, secara fisik dan mental merupakan keharusan
bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki dilakukan
seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut
diangkat dan langkah juga makin kecil.
4. Lari Halang Rintang.
Lari
steeple-chase 3000 m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui
rintangan-rintangan.
Rintangan
itu ada dua macam :
1.
Rintangan
gawang
2.
Rintangan
air dengan gawang di depan (water jump)
Pelari
steeple-chase harus memiliki kecepatan seperti pelari 1500 m, tetapi juga harus
memiliki daya tahan seperti pelari 5000 m, dan harus memiliki kemahiran khusus
dalam melewati rintangan-rintangan tersebut.
Cara
untuk melewati rintangan gawang yang banyak digunakan adalah :
a.
Seperti
lari gawang biasa.
b.
Melampaui
gawang dengan menginjakan sebelah kaki di atas gawang.
a. Cara
Lari Gawang Biasa
Cara
seperti lari gawang biasa banyak digunakan oleh pelari-pelari yang memang
memiliki kemahiran dalam lari gawang dan oleh pelari-pelari yang jangkung yang
dengan mudah dapat melangkahi rintangan gawang. Yang penting adalah setelah
pelari melampaui gawang dapat menjaga keseimbangan sebaik-baiknya untuk
melanjutkan larinya. Sangat dianjurkan agar dapat bertumpu dengan kaki manapun.
Cara
dengan menginjakan kaki di atas gawang digunakan oleh pelari-pelari yang belum
mahir atau belum dapat melakukan cara melangkahi gawang yang baik. Cara ini
digunakan juga pada waktu melampaui rintangan air. Banyak yang menggunakan cara
ini karena persamaannya, sehingga tidak perlu melompati rintangan air, maka
setelah kaki menumpu di atas gawang,, tidak perlu menolak dengan kuat melakukan
lompatan, tetapi usahakan agar kaki yang lain secepat mungkin mendarat di tanah
untuk seterusnya melanjukan lari.
b. Cara untuk melampaui rintangan air pada garis
besarnya adalah sebagai berikut :
a)
Bertumpu
dari titik setengah meter di muka gawang rintangan air. Lalu melompat ke atas
atas depan, setelah kakinya menapak di atas gawang pada ujung kaki.
b)
Badan
harus dibawa ke muka kaki, kaki yang bertumpu pada gawang menolak sekuatnya,
kaki lainnya diayunkan ke depan sejauh-jauhnya, dan badan masih dalam sikap
sedikit condong ke depan, sehingga menjadi gerakan melompat.
c)
Pada
saat melayang, tangan digunakan untuk menjaga keseimbangan badan dan kaki tumpu
melakukan gerakan pemulaan untuk persiapan melangkah maktu kaki ayun mendarat.
d)
Mendarat
dengan kaki ayun sejauh mungkin mencapai ujung bak air, dan sedikit mungkin
masuk dalam air. Kaki yang mendarat sedikit ditekuk, dan badan tetap dalam
keadaan sedikit condong ke depan. Kaki lainnya diangkat untuk melangkah ke
depan.
5. Lari Estafet.
Lari
sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari
sambung terdapat empat pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan
keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada
nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari
sebelumnya ke pelari berikutnya.
Nomor
lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 m dan nomor 4 x 400
m. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
2. LOMPAT.
1. Lompat Tinggi.
Lompat
tinggi adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di
kedua tiangnya. Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat
tergantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet.
Adapun gaya straddle dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar
atau dibalikan, sehingga sikap badan di mistar telungkup.
2. Lompat
Galah.
Lompat
yang memakai tongkat. Tiang galah adalah sebuah acara di lapangan atletik yang
menggunakan orang yang panjang. Fleksibel sebagai tiang bantuan melompat keatas
sebuah bar. Tiang jumping kompetisi yang dikenal dengan yunani kuno, serta
cretans dan celt. Sudah penuh medali di event olimpiade sejak 1896 untuk
laki-laki dan perempuan sejak 2000.
3. Lompat
Jauh.
Suatu
aktivitas gerakan yang dilakukan di dalam lompatan yang sejauh-jauhnya.Ukuran
lapangan lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45 m, balok
tumpuan tebal 10 cm, panjang 1.72 m lebar 30 cm, bak lompatan panjang 9 m,
lebar 2.75 m, kedalaman bak lompat +
1 m.
Gerakan
lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara kecepatan (speed), kekuatan
(stenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance) ketepatan (acuration).
Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada
kecepatan dari pada awalan atau ancang-ancang, oleh karenanya disamping
memiliki kemampuan sprint yang baik harus didukung juga dengan kemampuan dari
tolakan kaki atau tumpuan.
Teknik Lompat Jauh.
a.
Ancang-ancang.
Tujuan
ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar
dorongan massa kedepan lebih besar jarak ancang-ancang tergantung kematangan
dan kemampuan berekserelasi atas kecepatannya, dan untuk meningkatkan kemampuan
kecepatan ancang-ancag diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan
menumpu. Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan
dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan
kaki saat menumpu.
b.
Menumpu.
Merupakan
suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurna. Badan
sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/
ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga
agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan
kaki menelapak dari tumit keujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan
lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan badan.
c.
Melayang.
Gerakan
melayang pada saat setelah ,meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan
tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.
Untuk melakukan gerakan ini terdapat beberapa teknik. Yang pertama, melayang
dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut
setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat
kedua kaki dibawa kearah depan. Yang kedua, melayang dengan sikap bergantung,
cara melakukannya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus,
badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil
pinggul didorong ke depan yang kemudian kedua lengan direntangkan ke atas.
Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap terpelihara hingga mendarat.
d.
Mendarat.
Gerakan-gerakan
waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah
kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul kedepan
sehingga badan tidak cenderung jatuh kebelakang yang berakibat merugikan si
pelompat itu sendiri.
Gaya
lompatan dalam lompat jauh yang sering diperagakan seperti gaya jongkok, gaya
menggantung, gaya jalan di udara.
3.
Lempar.
1. Lempar Lembing.
Lembing
yang digunakan terbuat dari logam untuk putra beratnya 800 gr dengan panjang
2.70 m, sedangkan putri beratnya 600 gr dengan panjang 2.30 m.
Teknik
dalam melempar lembing, yang pertama yaitu :
1.
Cara
Memegang.
Lembing
dipegang pada bagian pegangannya yang diikat dengan tali sepanjang 20 cm,
dengan jari kelingking terdekat pada ujung lembing, sedangkan ibu jari dan
telunjuk atau telunjuk dan jari tengah memegang erat ikatan tali pegangan yang
berbentuk tonjolan. Pegangan itu harus kuat dan jari-jari lainnya menahan
lembing di atas telapak tangan. Telapak tangan harus tetap menghadap ke atas
selama gerakan melempar.
2. Lembing terbuat dari bambu dengan mata
lembing terbuat dari logam.
a.
Untuk
putra panjang 260 cm, berat 800 gr.
b.
Untuk
putri panjang 200 cm, berat 600 gr.
3. Memegang lembing.
a.
Dipegang
di atas bahu, ujung lembing di atas.
b.
Dipegang
di atas dada, ujung lembing ke bawah.
c.
Dipegang
di belakang, menempel pada tangan yang memegang lembing diluruskan.
4.
Hak
melempar.
a.
Mempunyai
hak melempar tiga kali.
b.
Melempar
harus dengan satu tangan.
5.
Diskualifikasi.
a.
Lembing
tidak dipegang pada pembalutnya.
b.
2
menit dipanggil belum melempar
c.
Menyentuh
besi batas lemparan sebelah atas.
d.
Keluar
lewat garis sektor lempar setelah melempar.
e.
Lembing
jatuh diluar garis sektor lempar.
f.
Ujung
lembing tidak membekas pada tanah.
2. Lempar
Cakram.
Lempar
cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Cakram yang dilempar
berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk
perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak olimpiade 1 tahun 1896 di Athena,
yunani.
Cara
melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu : memegang
cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram
diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk,
berat badan sebagian besar ada di kanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan
kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan,
ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan
condong ke depan. Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan.
1.
Diawali
dengan sikap tegak.
2.
Langkahkan
salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan.
3.
Lanjutkan
ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus
dan berada diketinggian bahu.
4.
Langkah
kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan), ikuti gerakan pinggul dan
dada ke depan, kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan
kaki belakang ke depan.
Cara
memegang cakram.
Pegang
dengan buku ujung jari dua tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian
pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam mengayunkan cakram. Ayunkan cakram
dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh, pada saat mengayunkan
cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus, jangan sampai
lepas.
Gerakan
lempar cakram.
Ada
3 tahap dalam melempar cakram, Yaitu :
1.
Persiapan-berdiri
dengan kedua kaki dibuka lebar-pegang cakram dengan tangan kanan, ayunkan
sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang,
saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya.
2.
Pelaksanaan-ayunan
cakram ke depan lalu kebelakang-pada saat cakram di belakang, putar badan dan
ayunkan cakram ke samping-depan –atas (membentuk sudut 40o)-lepaskan
cakram pada saat berada di depan muka.
3.
Penutup-bantu
lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga
badan melonjak ke depan-atas-langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu,
sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan.
4.
Tolak Peluru.
Tolak
peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin.
Tolak
peluru merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai lemparan atau
tolakan yang sejauh-jauhnya. Peluru yang digunakan terbuat dari besi berbentuk
oval dengan berat 3 kg, 4 kg, 5 kg, 7 kg, dengan ruang lingkaran 5 x3 meter.
Yang terpenting dari tolak peluru adalah peluru harus didorong keluar dengan
kecepatan maksimal, dengan sudut kira-kira 40 derajat. Posisi untuk menolak
harus ditekankan pada kaki, karena kaki adalah bagian yang terkuat dari badan.
Teknik-teknik
tolak peluru.
Cara
memegang.
Peluru
harus terletak pada akar jari-jari tangan. Jari pertama, kedua dan ketiga
(telunjuk, jari tengah dan kelingking) merupakan titik-titik utama untuk
membantu melontar. Jari-jari berdekatan. Jari kelingking dan ibu jari menjaga
agar peluru tidak tergeser kesamping. Peluru harus tetap berada diposisi di
bawah rahang.
Latihan
yang pertama, gerakan menolak dari lengan. Peluru harus didorong dari tempatnya
bertopang di leher. Pada waktu menolak, siku harus setinggi mungkin dan
mengikuti terus di belakang peluru, ketika peluru sudah dilepaskan, jangan
sekali-kali membiarkan lengan tertuju di bawah peluru atau terburu-buru
ditarik, kedua kaki sejajar berdampingan, menghadap kearah sasaran lemparan dan
jarak antara kaki ini lebih lebar sedikit dari lebar pinggul. Berat peluru
yaitu :
o
Untuk
senior putra = 7.257 kg.
o
Untuk
senior putri = 4 kg.
o
Untuk
yunior putra = 5 kg.
o
Untuk
yunior putri = 3 kg.